23 Desember 2008

Duh Gusti Allah, Sembuhkanlah Istriku

Selasa, 23 Desember 2008. Memasuki hari kedua di Ambarawa, istriku sudah menunjukkan progres report yang menggembirakan. Jika waktu datang praktis tak bisa jalan, sejak tadi malam sudah mulai bisa jalan. Dari kamar tidur ke kamar mandi mau berjalan bolak balik sendiri tanpa dituntun. Panas tubuhnya juga mulai turun pelan2. Wajah yang pucat juga mulai berangsur normal tak sepucat saat baru tiba Senin subuh lalu. Sebab, ibu istrinya Pae selalu maksa agar istriku menghabiskan makan yang disuguhkan dan minum air putih sebanyak2nya. Alhamdulillah, satu piring bisa habis. Pepaya, jeruk dll juga dimakan dengan lahap. Meskipun batuknya masih terdengar sesekali memecahkan kesunyian malam. Begitu bangun tadi pagi, aq langsung paksain agar berjemur di halaman rumah. Kaki menapak di tanah bergantian di rumput. Dengan cara itu saraf kaki sekaligus bisa terefleksi. Jika malam, telapak kaki juga aq pijit untuk menetralkan urat saraf yang terjepit. Air Ampel yang disediain Pae aq suruh minum. Sebelum dipijit dan usai dipijit serta setelah makan. Air Ampel itu diambil dari masjid Sunan Ampel Surabaya. Biasanya, Pae menggunakan air tersebut untuk ngobati para pasien. Mulai dari penyakit fisik hingga non fisik. Dengan air itu pula, Pae berusaha membantu orang memecahkan persoalan mulai pertengkaran rumah tangga hingga masalah yang dihadapi para pejabat elit. Percaya atau tidak, sumber air Ampel diyakini memiliki jalur secara langsung dengan air zam-zam di Makah. Sebenarnya, air di sumber2 lain juga memiliki jalur serupa. Namun, tidak setiap saat. Hanya pukul 03.00 dini hari hingga sebelum subuh. Secara ilmiah, aq belum sempat menelusuri kebenarannya. Di kalangan kedokteran, tidak ada perbedaan pendapat soal air. Semuanya sepakat, air memang memiliki peran menyembuhkan. Sebab, mampu membantu metabolisme tubuh.
Selain berusaha mengobati secara fisik, tiap malam Pae menggenjot zikir untuk menetralkan hawa negatif yang ada. Usai memijit telapak kaki istriku lalu menyuruh minum air, aq ikut gabung sholat dan memutar tasbih. Pukul 01.00 sudah bisa selesai, merokok satu batang, minum kopi lalu aq putuskan istirahat di kamar sebelah. Najwa sendiri aq lihat sudah terlelap di pelukan mamanya.
Di Ambarawa memang suasananya beda dengan Jakarta. Dengan dikitari deretan perbukitan, areal sawah yang menghijau dan rawa pening yang menghampar, praktis kota kecil yang dikenal luas dengan Tugu Palagannya itu hawanya sangat dingin. Tidak hanya malam hari, tapi juga saat siang. Matahari hanya sesekali muncul lalu tertutup awan kembali.
Tadi malam aq cukup kedinginan. Lupa ga bawa jaket pelapis dan celana tebal. Dengan hanya pakai celana pendek, aq terpaksa tidur meringkuk kedinginan hingga pagi menjelang.
Dengan hawa yang sejuk dan suasana tenang, aq berharap bisa membantu secara psikologis upaya penyembuhan istriku. Minimal, perempuan keturunan Ambon itu bisa istirahat dengan tenang. Sebab, malaikat kecilku telah dijaga oleh istrinya Pae. Mulai memandikan, menemani untuk bercanda hingga menggendong jika nangis. Hanya jika istriku kangen dan teriak2 panggil Najwa baru si kecil di sandingkan di pelukannya untuk disusui.
Pagi2, Ida adik kandung yang kuliah di Jogja sms akan menjenguk ke Ambarawa jika tugas2 kuliah dah kelar. Masaris malamnya juga sms ngasih saran agar suplai gizi bisa tercukupi. Sebab, aktivitas menyusui membutuhkan tenaga ekstra.
Kawan Sam dari Bogor tadi pagi juga telpon kaget setelah membaca blog. Katanya kok dadakan ke Ambarawanya. Beberapa kawan liputan kemarin juga sms dan telpon tanyain kok seharian ga nongol di Balaikota. Aq bilang izin dulu bentar nganter istri ke Ambarawa. "Wahai kawanku semua, saudaraku smua, aq hanya mengharapkan doa kalian smua. Moga2 Gusti Allah ngasih kesembuhan istriku, menjaga istri, si kecilku dari segala penyakit dan mara bahaya". Aq rela berkorban apapun demi kesembuhannya. Jika ada dokter, paramedis, atau apapun namanya yang bisa menyembuhkan istriku, dengan apapun caranya, ilmiah, non ilmiah, atau tidak masuk akal sekalipun aq sangat berterimakasih. Yang penting istriku bisa sembuh. DUH Gusti Allah, sembuhkanlah istriku. Angkatlah penyakitnya dan turunkanlah obat untuknya. Hanya kepada Engkau kami berserah diri. dan hanya kepada Engkau pula kami minta pertolongan. Tiada kekuatan apapun yang bisa menandingi Kekuatan-Mu. dan tiada apapun yang bisa mencegah jika Engkau berkehendak.

Rawa Pening, 23 Desember 2008

5 komentar:

Mustatho mengatakan...

To Mbak Evi. Semoga sakitnya lekas diberi kesembuhan oleh Allah. Amin

Lagafure mengatakan...

Nyonya Roby Semoga Cepat Sembuh yah...Banyak Istirahat jangan terlalu capek...Sholat tengah malam dan jangan lupa klo pagi sholat duhah yah... itu aja. dari saya klo jum'at pagi zikir batin 100 x habis itu olah raga tapi jangan pake alas kaki yah. tambah lagi ustadku bilang dulu pas pengajian membaca surah mu'awwizatain setelah magrib dapat menolak bala sampai magrib berikutnya. itu aja dulu yahhh semoga berguna kawan.....Sukses Selalu Buatmu Salam dari Pimred AS-3 Blog n Semua Teman-Teman bersamamu

Ibnul A'robi mengatakan...

thankyou kawan. actually, aq dah bosan dengan hal2 yang berbau mistis. Gemerlap Jakarta ternyata tidak mampu merubah fase mistis menuju rasional. Anggapan mistis hanya ada di jawa barat, jawa tengah, jawa timur serta luar jawa ternyata salah. Ibukota pun masih kental dengan intrik2 yang berbau mistik. Tapi apapun itu, Gusti Allah Maha Tahu. Orang yang baik akan dibalas dengan kebaikan, yang jahat semoga disadarkan dan dimaafkan. Qul ya kaafirin lima tasyudduna an sabilillahi man amanahu tabgunahu wajawwa antum syuhadaa. Wamallahu bighoofilin amma takmalun.

bigazzu mengatakan...

Tak banyak yang bisa kuberikan bagimu sahabtku, selain doa dan harapan.
Tetap semangat, tabah, tegar dan jangan pernah menyerah!
Jangan pernah berharap pada hal lain selain pada Yang Maha Kuasa. Niscaya Ia akan berikan yang terbaik bagi kita.
Ny. Robi, cepat sembuh ya :-)

salam dari temannya suamimu

Bagus BT Saragih

samsulbahri mengatakan...

Penyakit diabetes, kawan?? Semua kita punya potensi terkena diabetes, jika kadar gula dalam tubuh kita melebihi ambang batas.

Pencegahan:
kurangi makanan dan minuman mengandung gula, seperti, fanta, sprite, pocari sweat, kopi teh dan sejenisnya. Untuk minuman, cukup air putih. Kurangi konsumsi nasi.
Jangan langsung membaringkan badan setelah makan. Itu kebiasaan buruk yang rentan menimbulkan diabetes. Setiap pagi jalan tanpa alas kaki, jika perlu berjemur di matahari pagi.

Pengobatan dan pencegahan:
Dengan ramuan tradisional jauh lebih baik. Ada yang pakai air perasan dari daun tapak dara, daun sambiloto yang dimasak mendidih, ada juga seperti info kemarin; perasan air ketan hitam.

Semua penyakit ada obatnya... Untuk mbak Evi, moga lekas sembuh... amin