22 Juni 2008

SPBG Ngadat, Busway Telantar

Matinya SPBG di sejumlah titik di DKI membuat busway gandeng yang baru diluncurkan ikut telantar. Soal ini aq tulis dan terbit di Harian INDOPOS, 20 Juni 2008. Pasalnya, hingga saat ini, SPBG di Rawabuaya serta Perintis Kemerdekaan belum berfungsi seperti biasa. Praktis, hampir seluruh armada busway terpaksa antre panjang di SPBG Jalan Pemuda. Antrean panjang terlihat hingga satu kilo meter.
Menurut pengakuan sopir busway gandeng, untuk bisa mengisi armadanya, dibutuhkan waktu hingga lima jam. Antrean tersebut disebabkan adanya kerusakan di SPBG tersebut. "Katanya selangnya yang berfungsi cuma dua," aku Iwan, 25, sopir busway gandeng kemarin.
Di SPBG tersebut, ungkap dia, ada sekitar 40 bus yang sedang antre untuk mengisi bahan bakar. Akibatnya hampir setiap malam usai armada dioperasikan dan akan kembali ke pool, para sopir busway masih harus bersabar untuk bisa mendapatkan bahan bakar. "Kemarin kami mulai antre pukul 22.30 dan baru diisi pukul 03.30," ungkapnya.
Hal itu tentu saja berpengaruh terhadap bus saat akan dilakukan pengecekan mesin sebelum dioperasikan kembali. Sebab, sekitar pukul 06.00, armada sudah harus beroperasi kembali.
Menurut Kepala Dinas Pertambangan DKI Jakarta Peni Susanti, pihaknya membenarkan adanya kendala dalam pengisian SPBG di beberapa lokasi. Namun, hal tersebut seharusnya tidak mengganggu aktivitas busway. Saat ini sudah ada program untuk melakukan pembangunan SPBG. Seperti di Tanah Merdeka, Jalan Raya Hek dan Kramat Jati, Jakarta Timur. Saat ini, SPBG tersebut masih dalam tahap penyelesaian. "kami berharap bisa selesai secepatnya," ungkapnya.
Menurut Direktur Operasi TransBatavia J Sihombing, saat ini beban SPBG di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pemuda dan Rawa Buaya sudah tidak lagi mencukupi. Sehingga, dapat menganggu kesiapan bus untuk beroperasi. Penggunaan bahan bakar gas pada bus TransJakarta pada awalnya merupakan bagian dari program langit biru dan energi alternatif yang ramah lingkungan. Seharusnya, Pemprov sudah memikirkan jauh-jauh hari untuk mengatasi persoalan tersebut. Seperti mengoperasikan SPBG baru. Akibat keterbatasan SPBG, terjadi gangguan operasional buway. Bahkan, ketika terjadi penggiliran aliran listrik yang terjadi pada Selasa lalu di SPBG Perintis Kemerdekaan ada sekitar 42 bus yang sedang mengantre. "Akibatny, ada penumpukan penumpang yang lantaran minimnya armada yang beroperasi.
Menurut Manajer Operasional Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta Rene Nunumete menjelaskan, pihaknya terpaksa harus menggiliran bus yang beroperasi. Hal tersebutr dikarenakan dari empat SPBG hanya dua yang bisa beroperasi secara normal. Yakni, SPBG di Perintis Kemerdekaan dan Rawa Buaya saat ini hanya satu selang yang berfungsi. Padahal, SPBG tersebut difungsikan untuk TransBatavia koridor 2 dan 3 dengan jumlah bus 116 bus yang harus dilayani setiap hari. Dan dalam sehari bus-bus tersebut harus melakukan pengisian sebanyak dua kali perunitnya. Sementara untuk di Jalan Pemuda, harus melakukan pengisian terhadap 122 bus ditambah 10 unit bus gandeng. Akibat penumpukan tersebut, pihaknya terpaksa menempelkan pengumumam tentang keterlambatan armada akibat adanya masalah tersebut. "Dulu headway (jarak satu bus dengan bus lain) hanya tiga menit sekali. Sekarang tambah menjadi 30 menit," akunya. (aak)

Tidak ada komentar: