10 Maret 2008

Harapan Baru Akankah Terkoyak Lagi

Hari ini, Sekda Pemprov DKI dilantik. Walikota Jakarta Pusat Muhayat akhirnya benar-benar melenggang sejak kali pertama disebut Gubernur DKI Fauzi Bowo saat mengikuti perayaan natal di Ibukota 25 Desember tahun lalu. "Masak sih kalian gak percaya.. Ini saya gubernur yang ngomong. Sekdanya itu pak Muhayat," kata Foke malam itu usai mengikuti misa di gereja Kelapa Gading.
Sejak saat itu, beberapa nama pejabat senior pun bermunculan diusulkan oleh masing-masing kelompok dengan kepentingannya masing-masing. Maklum, jabatan Sekda di DKI ibarat lumbung rupiah..(begitu kata orang-orang, aq sendiri belum pernah menyelidikinya meski desas-desus itu hampir setiap hari aq dengar). Selain, jabatan Sekda juga jabatan paling prestisius dan paling tinggi di sebuah pemerintahan provinsi. Wajar, jika siapapun menginginkannya..
Tapi, harapan para pejabat yang merasa telah mumpuni dan banyak makan garam di wilayah Ibukota itu harus kandas. Betapa tidak, gubernur kita ternyata bukan orang yang mudah terpengaruh masukan dari luar. meskipun itu dianggap cukup kapabel. Apa yang gue bilang, itulah yang harus terjadi...ibarat kasarnya seperti itu..
Beberapa nama yang sengaja dikorbankan untuk "pemanis" agar calon sekda yang diusulkan tidak calon tunggal pun hanya bisa gigit jari. Meskipun dari awal mengetahui, dicatutnya nama mereka hanya pemanis semata dan biarpun bumi bergoncang tidak bakal terpilih menjadi sekda. Sebut saja nama itu Kepala Dinas pertamanan DKI Sarwo Handayani dan Asisten Pembangunan Nurfakih Wirawan. (Tapi tak apalah asal .. gue ke depan masih dipakai..itu masih mending daripada diuang telantar tanpa jabatan..kata batin mereka mungkin seperti itu..!!!)
Sebab, dalam beberapa pengalaman, siapapun yang tidak pro kepada gubernur berkumis itu, siap-siap saja tersingkir (dalam bahasa kasar..disingkirkan?).
Contoh paling nyata adalah mantan sekda saat ini. Ritola Tasmaya. Sosok yang di kalangan jurnalis dianggap baik hati itu terpaksa harus menjadi salah satu korban. Kalau ada yang tanya apa jabatan Ritola setelah lengser dari sekda.. jawabannya TIDAK ADA... (kasian yach..aq juga sedih mendengarnya..)
Terlepas dari perebutan kekuasaan atau nasib orang-orang yang tersingkir itu, lalu apa harapan bagi warga Jakarta yang harap-harap cemas sekda di bawah kendali Muhayat.
Pertanyaan yang paling banyak menyeruak adalah masihkah PENGGUSURAN akan terus dilangsungkan. (jawabannya ..MASIH.. begitu saya menulis dengan kritik pedas buat Muhayat di Koran Harian INDOPOS, 10 Maret 2008). Setidaknya, itu penggusuran itu masih akan berlangsung hingga 2015 mendatang. Jadi bagi warga Jakarta, siap-siap saja jika sewaktu-waktu aparat satpol PP tiba-tiba datang dengan buldoser yang siap mengobrak-abrik bangunan yang mayoritas saya bilang reot dan ala kadarnya itu.
Tapi, warga kelompok miskin harap sedikit bersyukur. Setidaknya, Muhayat berjanji tidak akan melakukan diskriminasi. baik kaya atau miskin, jika melanggar akan "disikat". (beranikan dia..atau hanya janji gombal.. hanya tuhan yang tahu!).
Bagi saya, warga Jakarta yang tempat tinggalnya telah tergusur atau yang terancam tergusur, HARAPAN untuk tetap hidup harus terus ada. Karena, Tuhan hanya beserta mereka yang mau berusaha dan terus berjuang untuk bisa SURVIVE..

Pojok Balaikota saat senja, 10 Maret 2008




8 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam Sukses CAK...!
CAk dalam dunia politik hal berbohong bukanlah tabuh. tapi art...kata mereka, kalau kita pake kacamata politik maka hal itu merupakan seni. tapi kalo dilihat kacamata sosial itu suatu hal yang nista. sistem politik yang dibangun oleh masyarakat indonesia sekarang ini adalah politik pedagang. jadi pedagang itu bagaimana dia berusaha menipu pembeli dengan kata-kata bijaknya supaya orang terpengaruh. entah itu dengan hadiah. beli 1 dapat 2 atau beli baju dapat rumah. macam-macamlah tapi intinya dia mengeluarkan beberapa lembar untuk mendapatkan ribuan lembar keuntungan. OK... dalam dunia sorga kita dahulu kita diajarkan untuk tidak berburuk sangka. tapi jangan lupa rumus kita yang lain mengatakan bahwa kita tidak harus percaya pada orang yang lahir dari sistem kapital. berilah dia nilai sesuai dengan apa yang diingkan. bukan pada apa yang kita lihat. artinya pemerintaha (pejabat)ada pada lingkaran politik kapital.mind set-nya mereka (pejabat) tidak lagi seperti mbah-mbah kita yang berfikir agraris tapi pejabat sudah berangkat pada dunia pra moderen. mind set yang dibangung adalah kapital. bukan agraris mind dimana orang desa masih ada namanya gotong royong dll. di Kota kata itu hampir tidak ada kecuali pada level masyarakat bawah yang marginal. mereka membentuk kekuatan utuk bertahan hidup karena kesamaan nasib, barangkali berbeda di desa. kedua di Kota nuclear family yang banyak sedang extended family hampir punah. itu kata sosiologi...!
terakhir " BAHWA JAKARTA BUKAN JOJA" walaupun sama-sama diawali huruf "J" dan diakhiri kata "A" SUKSES SELALU KAWAN DOAKU MENYERTAIMU...

Ibnul A'robi mengatakan...

BETUL kawan, aq jadi ingat teori sosial yang pernah kucatat sambil pacaran di bangku kampus dulu. Survival of the fittes. Siapapun akan mencoba bertahan dengan caranya sendiri. Pejabat akan mati2an mempertahankan kekuasaannya, kalau perlu harus menjilat atasannya. Pengamen, pengemis,preman atau siapapun itu pasti akan mempertaruhkan nyawanya demi untuk bisa survive. Tapi haruskan isak tangis bayi mungil di tenda2 reot itu terus menggelegar sepanjang malam karena raungan buldoser akan mengikuti kemana mereka pergi. Jawabannya, TIDAK... tapi siapa yang bisa mencegah itu semua..kalau bukan kita.. dengan apapun caranya... SUKSES buat kawan Jogja semua MONGGOOO...!

Anonim mengatakan...

Kawan, masih ingatkah buku tipis klo tidak salah bukunya firijoft..judulnya spiral kekerasan. kekerasan itu meuncul karena ketidak stabilan sistem politik. ketika kita ingin tidak ada penggusuran di negeri ini maka pemerataan ekonomi dan pembagunan harus ada. selama pembangunan tidak meninggalkan cara lama (sentralisasi pembanguan) maka orang-orang akan terus datang ke Ibukota. dalam seminar nasional yang membahas tetang ekonomi masyarakat indonesia "bahwa uang yang berputar di jakarta 80%" sisanya di putar untuk seluruh daerah di Indonesia". hal tersebut yang menyebabkan semakin tidak tertampungnya penduduk di Jakarta.
semua kota besar bukan hanya di Jakarta tetapi seluruh dunia pusing dengan persoaln urbanisasi. penindasan harus kita brantas kawan. tapi sistem ekonomi harus terlebih dahulu kita reformasi. "walaupu kadang aku muak dengan kata REFORMASI" tapi tidak apa-apa untuk kali ini. Sistem ekonomi kita harus berbasis kerakyatan. seperti kata Bung Hatta" masyarakat desa harus diberi peluang banyak untuk mengembangkan ekonominya dengan catatan jangan ada monopoli perdagangan seperti sekarang ini, pengusaha besar sudah masuk memperbudak mbah-mbah, teman, kita yang lugu di desa. klo dalam bahasa agamanya "janganlah ekonomi itu berputar di kalangan orang-orang yang berada saja." gitu kira-kira.
Masalah orang-orang yang tergusur adalah masalah kita bersama. kita harus berperang melawan ketidak adilan. dengan tulisan serta kinerja yang bermanfaat buat mereka, demi untuk meningkatkan potensi diri sehingga mereka tidak akan tergusur lagi dikemudian hari.
Lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk mereka. Biarlah sistem itu kita tegur lewat perubahan paradigma orang-orang yang tergusur. yang paling utama adalah mind set orang ada di Jakarta. karena saya yakin orang bertindak tidak selamanya spontan.
terakhir aku kangen ...sama teman-teman AS-3 kunjungi juga blog ku lagafure.blogspot.com
SEMANGAT "Kamu orang yang paling sabar yang pernah kutemui"

Ibnul A'robi mengatakan...

Thanks Kawan, meski saat ini raga tak lagi bisa menyapa, tapi hati, pikiran, tujuan dan harapn kita tetap sama..satu kata..mari kita lawan ketidakadilan..bukan hanya untuk kita saat ini, tapi lebih untuk msa depan anak cucu kita di masa yang akan datang.
Kalau tidak kita perjuangkan hari ini, haruskah anak cucu kita berjuang sendirian dengan kondisi di sekitarnya yang sudah carut marut tak berbentuk..
MARI KITA TERUS BERHARAP Demi kehidupan yang lebih baik..untuk diri kita sendiri, anak cucu kita, keluarga kita, teman sahabat saudara, lingkungan di sekitar kita ..atau siapapun yang memang pantas kita perjuangkan dengan sayap-sayap kecil kita. Meskipun, tak jarang untuk menegakkan sayap kita sendiri, kita terkadang juga harus berpeluh keringat dan air mata... TAPI kenapa kita tidak yakin bahwa masih ada Yang di Atas sana yang senantiasa mengepakkan sayap-Nya ketika kita tidak lagi bisa berdiri tegak..SUKSES Selalu buat kawan Jogja, Kenangan indah yang penuh isak tangis tawa canda itu tak kan pernah terlupakan..

Anonim mengatakan...

Selamat atas terbitnya Blogmu ini, Om. Salam dari Mbak Nul, Ida, and Ze. Terus berkarya dalam tulisan, karena Tuhan senantiasa mengajarkan umatnya melalui kalam. kalimat bertanya, siapa yang menyuruhku membentuk kalimat. Kata menjawab aku. Katapun bertanya siapa yang menyuruhku begini. Tinta menjawab aku. Tintapun bertanya siapa yang mengarahkanku. Pena menjawab aku. Penapun bertanya siapa yang menggerakkanku. dan seterusnya hingga Tuhan di balik semuanya.

Ibnul A'robi mengatakan...

Makasih ze, kapan sekolah? cepet gede yach.. tar ikut om aak tiap hari ngapalin jalan di Jakarta.
Sukses selalu buat mas aris, mbnul, ida and ze kecil. Dari Jakarta, doa kita untuk semua yang di Jogja..
Oh ya, kapan syukuran gajian pertama? Ditunggu ya...

Anonim mengatakan...

Ibnoel...toilet mana yang kau pakai untuk menangis sambil ngisep rokok? Perlu diabadikan tuh..

Ibnul A'robi mengatakan...

He..he.. Pak Fol..yang jelas ngga nagis di tangga tempat kita merokok lah..ha..ha..
Thanks suskses buat pak Kombes Fol