08 Mei 2008

Bandara Tenggelam Satu Meter


Tanggul Cuma Tanah, 15 Pompa Tambahan Sia-sia

Banjir yang terjadi di tol Bandara Soekarno-Hatta KM 26 setinggi satu meter dipastikan masih akan terus berlanjut. Pasalnya, jebolnya tanggul tol penahan air yang berbatasan dengan laut hanya dibangun dari tanah. Tanggul tersebut dibuat sementara sambil menunggu perbaikan tanggul permanen. Praktis, seluruh pompa yang disiagakan tidak berfungsi sama sekali.
Menurut Kasubdin Pengendalian Sumber Daya Air dan Pantai Dinas PU DKI Jakarta I Gede Nyoman Soewandi, jebolnya tanggul penahan luapan air itu lantaran tanggul hanya dibangun dari tanah. Tanggul tersebut setelah diteliti jebol sepanjang 7 meter. Akibatnya, air meluber di ruas tol. Tepatnya di KM 26.
"Jadi tanggul yang dibangun tersebut lebih tinggi air laut. Apalagi tanggul hanya berasal dari tanah. Luberan air kemana-mana," ujarnya kemarin.
Dengan jebolnya tanggul tersebut, sebanyak 12 pompa yang berada di tempat serta tambahan tiga pompa mobile dari Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta tidak berfungsi maksimal. Pemompaan air yang dibuang kembali ke laut hanya sia-sia belaka. Hal itu lantaran besarnya arus luberan rob. "Jadi air hanya muter-muter saja," terangnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir rob lanjutan, pihaknya telah melakukan penanggulan kembali tanggul dari tanah yang jebol tersebut dengan geronjong dan dibuat lebih tinggi di atas luapan 2,2 meter.
Saat disinggung kenapa tanggul tol Bandara hanya dibuat dari tanah? Nyoman menyatakan, pihaknya tidak tahu persis. Sebab, itu tanggungjawab PT Jasa Marga. Termasuk jaminan apakah luapan rob yang diprediksikan konsultan Belanda bakal terjadi lagi hari ini (9/5), pihaknya juga tergantung bagaimana upaya PT Jasa Marga itu. "Selama tanggul tidak jebol, pompa yang kami kerahkan baru bisa maksimal," ungkapnya.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, banjir rob diperkirakan masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Pihaknya mengaku belum bisa berbuat banyak kecuali membuat tanggul sementara hingga proses lelang selesai dua bulan ke depan. Kemudian pembangunan baru bisa dilaksanakan dan diperkirakan tanggul permanen selesai Oktober mendatang.
Untuk sementara, Pemprov DKI Jakarta lebih mengoptimalkan upaya evakuasi warga yang terkena banjir rob di Jakarta Utara serta memberi bantuan angkutan tambahan untuk para penumpang Bandara yang terjebak banjir. "Kami sudah koordinasi dengan Pangarmabar, Pangdam dan Kasal. Mereka katanya oke akan memberikan bantuan evakuasi di Jakarta Utara dan memberi tambahan angkutan," terangnya.
Banjir rob yang datang tiba-tiba itu memang tidak diperkirakan sebelumnya. Sebab, analisis dari konsultan Belanda, rob terjadi Kamis (9/5). Tapi rob sudah datang Selasa (6/5) malam. Hal itu ditambah dengan ketinggian air yang di luar perkiraan. "Kami juga ikut prihatin. Dengan ditanggul dengan geronjong dan karung pasir, air bisa dicegah masuk. Kemudian akan dipompa keluar," bebernya.
Menurut Kepala Cabang Cawang-Cengkareng-Grogol PT Jasa Marga David Wijayatno, sekitar pukul 03.00 pagi, air pasang mulai masuk ke jalan tol. Tingginya banjir rob lantaran tanggul di KM 26 jebol hingga sepanjang lima meter. "Air sempat mencapai puncaknya setinggi satu meter," terangnya.
Hingga sore, air masih menggenang setinggi 80 cm hingga 90 cm. Untuk membuang air yang menggenangi jalan tol, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dengan mengoperasikan 13 pompa air. Empat pompa permanen dipasang di jalan tol dan delapan pompa portable milik Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.
Selama banjir masih berlangsung di Jalan Tol Sedyatmo, akan diberlakukan pengalihan arus lalu lintas ke Bandara dengan bantuan TNI. Sembilan truk tronton disiapkan untuk mengangkut penumpang dari Bandara menuju Jakarta dan sebaliknya. Truk disiagakan di gerbang tol Kapuk. Dari tempat tersebut, para penumpang akan dibawa ke Gerbang Tol Cengkareng. Selanjutnya, para penumpang akan dibawa ke Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Bus Damri. Selain itu, PT Angkasa Pura II bersama PT Jasa Marga juga menyiapkan enam bus untuk antar jemput penumpang.
Untuk menangani rob di masa mendatang, akan dilakukan peninggian jalan tol. Saat ini, sudah dilakukan pemasangan tiang pancang. "Peninggian jalan tol akan memakan waktu delapan bulan. Panjang jalan tol yang ditinggikan delapan KM. Mulai KM 20 hingga KM 28," bebernya.
Banjir yang terjadi di tol Bandara itu tidak hanya membuat ruas tol KM 26 terganggu. Sejumlah jalur alternatif yang disiapkan juga ikut macet total. Bahkan, akibat membeludaknya penumpang, busway koridor III jurusan Kalideres-Harmoni juga ikut terjebak macet. Sebab, aparat kepolisian setempat mengambil kebijakan jalur busway bisa dilalui kendaraan umum. Angkutan masal itu terpaksa ikut bermacet ria dengan ratusan kendaraan lainnya. "Itu kan kebijakan polisi, jadi kami tidak punya hak untuk melarang," ungkap Manager Operasional Busway Transjakarta Rene Nunumete.
Macet jalur busway terjadi di kawasan Grogol-Daan Mogot. Dari jarak tempuh rata-rata 50 menit. Akibat macet, jarak tempuh menjadi 60 menit hingga 75 menit. Namun, begitu, jumlah penumpang, kata dia, tidak berkurang signifikan. Sebanyak 25 ribu penumpang mampu diangkut per hari. "Seperti biasanya pagi dan sore ramai. Kalau siang memang sepi. Jadi hanya jarak tempuh saja yang berkurang," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DKI Arie Budhiman menyatakan, banjir yang terjadi di tol Bandara harus segera dituntaskan. Sebab, jika terus berlanjut, image kepada turis mancanegara bisa buruk. Hal itu tentu saja akan berpengaruh terhadap promosi wisata di Indonesia, khususnya Jakarta. Tapi, jika banjir tersebut hanya terjadi tiga jam, image banjir terhadap wisman tidak akan terlalu berpengaruh. Wisman yang datang dari Bandara Soekarno-Hatta masih bisa diangkut dengan bus. "Tapi, ini jangan terjadi terus menerus. Kalau bisa segera ditangani pihak-pihak terkait. Memang tidak bisa instan, tapi kami berharap bisa secepatnya," harapnya.
Sementara itu, akibat gelombang pasang di pantai utara Jakarta, pasokan sembako ke Pulau Seribu belum terganggu.
Bupati Pulau Seribu Joko Ramadhan menyatakan, pasokan dari tiga pintu masing-masing Muara Angke, Jakarta Utara; Tanjung Pasir, Tangerang serta Rawasaban, Pulau Tidung masih berjalan lancar. Setiap hari pasokan sembako masuk ke kawasan itu. "Kebutuhan beras ada 21 ribu KK. Masing-masing 300 gram per KK. Minyak tanah juga masih disuplai seminggu dua kali. Konversi tahun depan," ungkapnya.
Berbeda dengan Februari lalu, pasokan terhambat dan terpaksa diangkut dengan kapal TNI lantaran gelombang pasang sangat tinggi. Sementara, saat ini, gelombang pasang masih memungkinkan perahu bisa melintas. (aak)

Tidak ada komentar: