10 Mei 2008

Banjir Surut Bukan Berarti Aman

Banjir Tol Bandara Masih Mengancam

Pemprov Prioritaskan Jakarta Utara

Banjir yang terjadi di Tol Sedyatmo KM 25 hingga KM 26 yang menghubungkan Jakarta menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah surut. Ruas jalan sepanjang 1,8 km yang sebelumnya terendam hingga satu meter sudah tidak terlihat lagi air yang menggenang. Lalu lintas juga terlihat lancar. Akibatnya, kendaraan yang sebelumnya menumpuk di jalan alternatif tidak lagi terkonsentrasi dan sudah bisa melalui ruas tol. Namun, banjir akibat limpasan air laut tersebut belum seluruhnya kembali ke laut setelah dipompa. Beberapa kawasan, terutama di Penjaringan RT 16 hingga 19 RW 17, Jakarta Utara masih tergenang rob. Ketinggian masih berkisar antara 30 cm hingga 45 cm. Sementara di kawasan Muara Baru serta Pluit, air secara pelan sudah mulai surut. Namun, berdasarkan analisis sejumlah pakar, kemungkinan rob masih akan datang kembali. Sementara baik di tanggul di tol Bandara maupun di Jakarta Utara masih dibangun dengan geronjong serta karung pasir. Sehingga, banjir tidaknya kawasan Jakarta Utara dari rob sangat tergantung selesainya pembangunan tujuh tanggul sebagai pintu masuk air laut. Sedangkan untuk tol Bandara, masih ada kemungkinan banjir lagi jika ruas jalan tidak segera ditinggikan. Maklum, di sepanjang ruas KM 24 hingga KM 26 terletak di dataran rendah atau cekungan. Peninggian ruas jalan sepenuhnya tanggungjawab PT Jasa Marga serta pemerintah pusat.
Rencana peninggian ruas jalan tol tersebut memang sudah dijadwalkan saat banjir sebelumnya. Dimulai pada Mei dan diperkirakan selesai pada Juli. Namun, tidak terlihat realisasinya hingga saat ini.
Sementara itu, untuk mengantisipasi rob tersebut, Pemprov DKI Jakarta lebih memprioritaskan pembangunan tujuh tanggul di Jakarta Utara secara permanen. Di antaranya, tanggul Pompa Pluit, tanggul Pelabuhan Muara Baru, tanggul Dermaga Muara Baru, tanggul PLN, tanggul Muara Angke, tanggul Pelindo serta tanggul Luar Batang. Khusus untuk tanggul PLN dan Pelindo menjadi tanggungjawab masing-masing institusi.
Menurut Sekda Pemprov DKI Jakarta Muhayat, untuk mencegah banjir rob di jalur Bandara sudah dilakukan penanggulan sementara. Tanggul yang jebol sudah diberi tumpukan karung pasir untuk mencegah air masuk ke ruas tol. Namun, untuk penanggulangan permanen diserahkan PT Jasa Marga.
Sementara, Pemprov DKI masih punya pekerjaan rumah untuk segera menuntaskan perbaikan secara permanen tujuh tanggul yang menjadi pintu masuk air laut di Jakarta Utara itu. Targetnya, hingga akhir tahun ini sudah bisa diselesaikan. Termasuk di dalamnya penertiban 8 ribu warga yang tinggal di seputaran Waduk Pluit. "Kami optimis selesai," ujarnya saat ditemui usai salat Jumat di Balaikota kemarin.
Menurut Asisten Pembangunan Sarwo Handayani, penanganan banjir tetap akan menjadi prioritas Pemprov DKI. Jika sebelumnya ada anggaran perbaikan tanggul yang dipangkas, akan dianggarkan lagi pada anggaran perubahan. Seluruhnya ditargetkan bisa selesai akhir tahun ini.
Sementara itu, akibat banjir rob yang mulai menggulung sejak Selasa (6/5) malam, hingga saat ini kawasan Penjaringan tak kunjung surut. Sehingga, sejumlah aparat masih berjaga-jaga di sekitar lokasi. Perahu karet serta obat-obatan disiagakan. Meskipun, dilaporkan, di kawasan Penjaringan tidak tercatat adanya pengungsi.
"Petugas tetap disiagakan untuk mengantisipasi jika rob kembali datang," terang Manager Krisis Center Pemprov DKI Heru Joko Santoso.
Ancaman rob untuk kembali menggulung kawasan Jakarta memang masih ada kemungkinan terjadi. Berdasarkan analisis
Jawatan Hidro Oseanografi TNI AL, air laut pasang masih akan terjadi lagi pada Sabtu (10/5) sekitar pukul 22.00 hingga 23.00 dengan ketinggian gelombang sekitar 90 cm.
Setelah itu, air pasang akan berhenti dan akan mulai lagi pada pertegahan Mei dengan ketinggian rata-rata satu meter.
Menurut Kasubdis Penerapan Lingkungan Jawatan Hidro Oseanografi TNI AL Kolonel Dede Yuliadi, air pasang dalam satu bulan biasanya terjadi selama dua kali. Pertama saat bulan purnama serta bulan baru.
Jika pada saat air pasang terjadi hujan deras, gelombang pasang dipastikan akan lebih tinggi lagi. Gelombang bisa mencapai 1,4 meter. "Tapi itu jarang sekali terjadi. air pasang tertinggi hanya mencapai 1,26 meter," terangnya.
Sementara itu, prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyatakan, kondisi cuaca lima wilayah DKI rata-rata cerah dan berawan. Meskipun, pada malam hari ada kemungkinan hujan ringan hingga sedang.
Hal yang sama juga terjadi di kawasan pinggiran. Seperti Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang diprediksikan berawan dari pagi hingga sore hari. Khusus malam hari, rata-rata kawasan itu hujan ringan hingga sedang.
Menurut Kasubid Meterologi Publik BMG Kukuh Rubiyanto menyatakan, untuk prediksi tinggi gelombang, antara 1,25 meter hingga 2 meter terjadi di Perairan barat Aceh hingga Bengkulu, Selat Sunda, Selat Malaka sebelah timur Aceh, Laut Natuna, Laut Jawa bagian timur, Laut Bali, Laut Flores, Perairan selatan Sulawesi Tenggara serta Perairan timur Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah. Selain itu, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Seram serta Laut Maluku yang berbahaya bagi perahu nelayan.
Untuk gelombang antara 2 meter hingga 3 meter terjadi di Perairan utara dan barat laut Aceh, Perairan barat Lampung, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Laut Sawu, Laut Timor, Perairan Kepulauan Sangihe Talaud serta Laut Halmahera. Selain itu juga Perairan utara Papua, Laut Banda serta Perairan Kepulauan Aru yang berbahaya bagi perahu nelayan dan tongka

Tidak ada komentar: